
Ada seorang penebang kayu yang shalih. Ia tinggal di sebuah daerah yang berdekatan dengan sebuah desa yang penduduknya termasuk kaum musyrikin. Mereka menyembah pohon yang tumbuh di tengah desa mereka.
Di tengah perjalanan, ia dihentikan oleh seorang laki-laki. Laki-laki itu bertanya, “Hendak ke mana ?”
“Itu kesalahan”, laki-laki itu berkata lagi.
“Siapa kau hingga berhak mengatakan apa yang harus ku lakukan ?”
tanya penebang kayu.
“Aku adalah Iblis. Aku tidak akan membiarkanmu menebang pohon itu”
Penebang kayu itu bergerak. Ia menarik Iblis dan membantingnya ke
tanah dengan mudah. Ia letakkan kampaknya di leher Iblis.
Iblis menyampaikan alasan logis, “Kau bersikap tidak masuk akal.
Mereka tidak akan membiarkanmu menebang pohon yang mereka sembah. Bahkan, bila
kau melakukannya, mereka mungkin akan membalas dengan membunuhmu. Istrimu akan
menjadi janda. Anak-anakmu menjadi yatim. Selain itu, bila kau menebang pohon
itu, mereka akan mencari pohon lain untuk mereka sembah. Pikirkanlah !”
Iblis melanjutkan strateginya, “Aku memberi penawaran kepadamu.
Aku tahu bahwa kamu seorang yang miskin, namun juga seorang yang taat dan
mempunyai sebuah keluarga besar. Salian itu, kamu pun senang menolong orang
lain. Setiap hari, aku akan menaruh dua koin emas di bawah tempat tidurmu.
Dengan itu, kamu terhindar dari bahaya pembunuhan dan dapat membiayai
keluargamu serta membantu orang lain”.
Penebang kayu ini setuju. Kembalilah ia pulang. Ia membatalkan
maksudnya untuk menebang pohon dan menghilangkan kemusyrikan.
Keesokan harinya, ia menemukan dua koin emas di bawah tempat
tidurnya. Ia memakainya untuk nafkah keluarganya dan membantu orang lain.
Pada pagi hari berikutnya, ia tidak menemukan lagi koin emas itu.
Ia mencari ke seluruh ruangan dan tetap tidak menemukannya. Ia pun Marahlah
terhadap pengkhianatan Iblis itu. Ia segera menyiapkan kampaknya dan berangkat
untuk menebang pohon itu.
Di tengah perjalanan, ia kembali dihentikan Iblis. Sambil
tersenyum menyeringai Iblis bertanya, “Hendak ke mana ?”
“Penipu, pembohong ! Aku hendak menebang phon itu” jawab sang
penebang kayu.
Iblis menyentuh dada sang penebang kayu dengan satu jarinya. Sang
penebang kayu langsung terpelanting jatuh ke tanah karena kekuatan sentuhan
itu. Iblis menyentuh dan menekan dadanya dengan satu jari seraya berkata, “Kau
ingin aku bunuh ? Dua hari lalu kau yang ingin membunuhku. Berjanjilah kau
tidak akan menebang pohon itu !”
Sang penebang kayu menjawab, “Aku berjanji tidak menebang pohon
itu. Namun, katakanlah satu hal padaku. Dua hari yang lalu aku mengalahkanmu
dengan mudah. Dari mana kamu mendapatkan kekuatan untuk mengalahkanku hari ini
?”
Iblis tersenyum dan berkata, “Saat itu kau hendak menebang kayu
karena Allah, namun hari ini kau berkelahi denganku karena dua koin emas”.